RSS

GADIS HUJAN #3


Andai ada celah yang membuat aku bisa melihat dengan jelas
Andai ada kaca yang bisa tunjukkan padaku bayanganku yang sesungguhnya
Tapi itu hanya bayangan sayang
Hanyalah bayangan lalu, yang bukan dirimu sendiri
Tidakkah kau malu
Bahkan bayanganmu pun tidak kamu tahu
Tidakkah kamu takut
Perasaan itu akan membawamu dalam kesepian sayang
Kurangkah pertimbanganmu itu
Kurangkah akal sehat yang kamu gunakan
Hingga “itu” membutakan langkahmu
-
Gadis hujan itu menunggu, menunggu seseorang di tepi danau yang sepi itu. Tiap hari dia menunggu dengan hati yang sama, dengan pikiran yang sama.

                “apa dia akan datang sekarang? Apa hari ini adalah akhir”

Gadis hujan yang malang, dia selalu menunggu. Entah siapa saja yang dia tunggu, mulai dari kecil dia menunggu di bawah hujan, dan kini dia tetap menunggu. Meskipun itu orang yang berbeda. Dengan perasaan yang berbeda dan harapan yang berbeda..

Tikk. Tik. Tik.. tik..
Detik
Menit

Sudah 30 menit, dan tidak ada orang lain yang datang, itu sudah biasa. Dia  akan menunggu. Dia meraba ponsel di saku roknya. Tidak ada getaran, tidak ada pemberitahuan. Oke dia menunggu.
Sehelai kertas melayang di sampingnya, dia menoleh. Seorang laki-laki berdiri,

                “selalu menunggu”

Gadis hujan itu tersenyum pada laki-laki itu

                “kebiasaan si”

Laki-laki itu mendekat,

                “kadang, pada saat tertentu kamu harus meninggalkan”

Gadis hujan hanya tertawa menanggapinya. Dia tahu, apa maksud dari meninggalkan. Laki-laki itu sungguh baik, sangat baik.

                “akan ada banyak yang terluka”
                “akan banyak yang kecewa”
                “atau mungkin akan ada banyak yang setuju”
                “mungkin akan ada banyak yang memahami”
                “kau terlalu  indah untuk disakiti”
                “katakan itu pada negaramu”
                “pada orang-orang disekitarmu”

Gadis itu diam mendengarkan perkataan laki-laki itu, dia hanya diam melihat ke arah laki-laki itu. Ada air mata yang menggenang di matanya. Pengorbanan. Kebahagiaan.
Dia mendekat, mengambil tas ransel dari pundak laki-laki itu.

                “mungkin nanti bila aku memang harus meninggalkanmu”

Gadis hujan berbisik pada laki-laki itu

                “ibas..”, gadis itu memanggil laki-laki itu
                “yang mulia ibas”, gadis itu terus memanggil dengan lirih
                “biarkan saya menemukan kebahagiaan ini sebentar”
                “kita akan melihat takdir kita nanti”

Gadis hujan itu beranjak pergi, laki-laki itu mengikutinya dari belakang dengan senyuman lebar

                “karena aku tidak bisa meninggalkanmu aira..”, laki-laki itu mencubit lengan gadis hujan

Mereka pergi
Beriringan
Bayangan mereka semakin menjauh dari danau
Seorang pangeran yang begitu ingin bebas dan menemukan kebebasannya, menemukan kebaikannya pada aira, gadis biasa. Gadis biasa yang segalanya serba biasa. Aira, yang senyumnya memberikan warna, airmatanya adalah embun sejuk. Dan langkahnya adalah candu. Aira, yang tidak pantas untuk tersakiti, setelah banyak disakiti.

Sedangkan aku, aku hanya laki-laki yang terpasung, yang terpenjara. Yang harus mengabdi, yang tidak bisa bebas. Persetan orang bilang aku ibas! Laki-laki penerus pemerintahan negeri ini! Aku yang menjadi pangeran! Dan haruskah aku menyalahkan ayahku yang menjadi seorang raja.

Aira..
Tinggalkan aku yang gila ini
Tinggalkan aku meskipun aku memohon-mohon padamu untuk tetap disini
Tinggalkan aku
Sebelum semua milikku yang tidak pernah aku inginkan menyakitimu
Sebelum mereka yang tidak mengerti membawamu pergi
Pergi
Bukan meninggalkanku
Aira
Aku gila!!
Aku gila!
Kenapa aku? Kenapa aku?
Tetaplah menemaniku aira
                (ibas, 2010)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 comments:

Unknown said...

Sangat menginspirasi...
Nice

Post a Comment