RSS

FAMILY

Kau mengajariku untuk berbagi dalam tangis atau tawa
Kau tahu dimana aku akan berlabuh dalam sedih 
Kau tahu akan seperti apa aku jika tertawa
Tidak hanya kau
Tapi selalu ada kau




IBU

Ramadhan kemarin memang begitu banyak pelajaran. Bulan yang selalu dirindukan, bulan penuh rahmat, bulan penuh barokah. Semoga kita dipertemukan lagi tahun depan, aamiin. Pada bulan itu, aku mulai merasakan hampir sebulan penuh jauh dari keluarga di kampung halaman. Memang sengaja aku sedikit menghindari kata “pulang kampung” karena ada hal yang ingin aku pelajari pada bulan itu. Aku ingin belajar jauh dan sendiri dan hasilnya?
Ibu, you are my everything, mungkin memang sejak kecil aku hidup dengan keras yang justru berbeda denganmu. Watakku yang keras kepala dan tidak bisa dibelokkan mungkin membuatmu heran kenapa anakmu bisa menjadi seperti ini. Tapi Ibu, meskipun aku cuek dan seakan aku bisa hidup sendiri, tiap malam aku selalu mendengarkan suaramu mengantarkan tidur, meskipun sejak lama aku kehilangan belaianmu secara nyata tapi aku selalu merasakannya tiap tidur. Anakmu sedang berusaha jauh dari fisikmu Ibu, tapi janganlah kaujauh dari hatiku. Ramadhan kemarin, setiap selelsai shalat malam, ingin aku menelpon hanya sekedar ingin mendengar suaramu ibu tapi aku tahu itu justru akan mengganggu. Engkau sama denganku Ibu, kita sama-sama berusaha kuat untuk terpisah nantinya. Karena kau tahu, suatu saat pasti kau harus merelakanku pergi bersama orang lain.
Ibu, kau rindukan kedatanganku seperti halnya kau rindukan kedatangan anak-anakmu yang lain. Air mata ini selalu menetes setiap kali aku membayangkan betapa kesepianya dirimu di rumah. Anak-anak yang kau besarkan dengan susah payah harus kau relakan untuk pergi sendiri-sendiri. Kau relakan mereka berpetualang menemukan hidupnya. Betapa besar jiwamu! Maafkan aku ibu, atas kecuekanku, atas keras kepalaku, maafkan aku karena meninggalkanmu. Ibu, aku tak bisa menahan tangis ketika malam itu kau menanti kedatanganku di depan pintu rumah, kau tersenyum manis dan memelukku, mengambil tas punggungku yang berat dan menuntunku masuk ke dalam rumah. Kau cium pipiku, keningku dan aku hanya bisa menangis. Kau heran melihatku, kenapa aku menangis, perempuan sepertiku yang kau tahu pantang menangis di depan orang lain. Aku menangis ibu, bukan hanya karena rasa rindu yang begitu menumpuk, tapi juga karena begitu sayangnya aku kepadamu tapi rasa sayang itu ttak seberapa dibandingkan pengorbananku untukku ibu.
Rumah itu lengang, sepi, seperti inikah hari-hari yang kau lewati selama ini? Begitu berdosanya aku kepadamu ibu. Kucium tanganmu yang berkeriput, kupeluk tubuhmu yang begitu mungil, kubisikkan kata-kata indah di telingamu. Aku anakmu selama 20 tahun dan aku baru melakukan ini padamu ibu pada Ramadhan ini. Bukankah bulan ini penuh berkah? Kau belai rambutku ketika tidur, dan kau menceritakan begitu banyak cerita seakan baru menemukan teman cerita. Aku ingin seperti ini selamanya Ibu. Tapi hanya 1 minggu saatku di rumah, bahkan tidak ada satu minggu dan aku harus meninggalkanmu dalam sepi lagi. Hari itu, kau antar aku ke terminal. Tidak! Kau tidak mengantarku masuk, tapi kau bersembunyi di mobil dengan mata berkaca-kaca. Oh ibu, ini pertama kalinya kau perlihatkan masa yang seperti ini. 20 tahun aku hidup denganmu, baru kali ini aku melihatmu berat melepasku, sedangkan sebelumnya kau seakan cuek dengan kepergianku berpetualang.
Maafkan aku ibu, aku tetap tidak bisa sering mengunjungimu. Aku tidak ingin kau melihat betapa lemahnya anakmu ini. Yang sejak kecil sudah kau ajarkan untuk jadi wanita kuat. Ketika masalah datang, aku berdoa semga semua segera terlewati, aku belajar menjadi seperti dirimu ibu, dan aku ingin menjadi ibu sepertimu. Kau wanita terhebat.
Maafkan anakmu yang berpetualang jauh ini
Yang tak pulang karena cemburu
Yang tak pulang karena rindu
Alunan tilawahmu menyertaiku
Aku menyayangimu ibu
Sepenuh hatiku
Meskipun menurutmu aku perempuan keras
Yang seakan bisa hidup tanpamu
Tapi tidak ibu
Aku begitu membutuhkanmu

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment