RSS

TEMAN


Malam itu aku melihat bulan purnama yang terangnya berbayang, ada awan yang merangkulnya penuh manja.

Siang itu aku melihat mentari, dengan panas yang menyengat, manggayut manja pada sentuhan mentari

Pagi itu aku merasakan dingin dengan hembusan kabut yang menyegarkan kulit ini, membasahi ringkihan-ringkihan kering

Sore itu aku melihat langit dengan hiasan tarian-tarian oranye yang indah, begitu indah hingga aku tak kuasa untuk melihatnya

Hari itu aku mendengar tangis, dari suara angin yang berhembus lembut, seakan tidak ingin bergerak lagi

Saat itu aku melihat kalian, berdiri di ujung jalan, menyapaku, menggandengku, merangkulku, dan kita berjalan bersama meskipun jalan kita berbeda.
Ya
Kita tetap bergandengan
Menuju akhir
Di arah dan jalan yang berbeda

Ketika kita belajar berjalan, maka ada tangan yang membantumu untuk berdiri. Begitupun saat kita belajar bersepeda maka ada tangan yang membantumu untuk seimbang di atas sepedamu. Selalu ada tangan-tangan tulus yang terus membantu. Bayangkan ketika kau awal berada di perantauan, jauh dari keluarga yang selalu melindungimu atau jauh dari teman yang sudah kau kenal sejak kecil. Dunia baru, tanggung jawab yang baru demi tujuan indah yang sudah kau tetapkan. Aku begitu mengingatnya karena saat itu aku bertemu denganmu. Pertemuan yang memang harus terjadi dan aku begitu mensyukurinya. Karena kau memang salah satu hal paling berharga untukku.

Hidup kita begitu bervariasi dengan berbagai peristiwa yang membuat kita semakin dewasa. Masa-masa perkuliahan, ujian, tugas, cinta, senyuman, marah, liburan menjadi bagian dalam kehidupan kita dimana kita saling menyemangati, kita saling berbagi, kita saling bersama, kita saling menguatkan meskipun diri kita begitu lemah, kita saling mengingatkan, kita saling memahami, kita saling mengerti dan terkadang kita saling diam. Teman, sahabat, dan saudaraku......

Ingatkah ketika kau kecewa, ada bayang-bayang amarah yang membuatmu ingin pergi jauh. Tanganmu bergetar, jiwamu mengerut dan ia datang menghampirimu segera, menggenggam tanganmu dengan tulus berharap kekecewaan itu tidak akan melukaimu. Ia menghiburmu hingga seakan menjadi badut dalam tawamu, karena ia pun pernah kecewa sepertimu.
Ingatkah ketika kamu terluka, air mata membanjiri pipimu, ada isak dari bibirmu yang mengiringi tangis. Hatimu seakan remuk, kaupun tidak tahu apakah kau kuat untuk menghadapi luka itu. Ia datang dengan tangis yang lebih keras darimu, hatinya ikut terluka sepertimu dan ia berusaha untuk menguatkanmu meskipun sebenarnya ia tak cukup kuat, karena ia tahu lukamu begitu dalam dan ia tak ingin kau tersakiti.

kita saling menyemangati, kita saling berbagi, kita saling bersama, kita saling menguatkan meskipun diri kita begitu lemah, kita saling mengingatkan, kita saling memahami, kita saling mengerti dan terkadang kita saling diam.

Terkadang aku berpikir, begitu cintanya Allah kepadaku hingga Ia mengirimkan kau kepadaku. Akan selalu kuingat, saat kita berpelukan untuk saling menyembuhkan luka. Akan selalu kuingat saat kita tertawa menertawakan hidup. Akan selalu kuingat saat kita menangis mencurahkan sepi. Tapi kita tidak pernah kesepian karena kita selalu mengisi.

Aku dan kamu seakan saling menyatu, hingga dalam kedipanpun kita bisa saling memahami. Ah indahnya, terkadang aku tak ingin kehilangan waktu itu tetapi memori seakan semakin membelenggu untuk melupakan. Hingga aku mengabadikannya dalam sebuah catatan. Catatan pengamatan kita, aku yang mengamati. Aku yang ingin tahu apa yang sudah kita lewati. Cerita ini tentunya akan berbeda nanti, entah berapa lama lagi kita akan berubah lagi, kita tak tahu perubahan apa yang akan terjadi nanti.

Aku ingin perubahan itu tetaplah merekatkan tangan-tangan kita yang bergandengan.
Aku rindu
Aku rindu
Aku rindu
Senyummu’
Tawamu
Tandamu
Ku rindu
Kau dan aku
J

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment